A.
PENGERTIAN TUNE
UP MOBIL
Persiapan Memeriksa dan Tune Up Mesin Mobil Tune Up Mesin (Engine
Tune UP) adalah pekerjaan pemeriksaan dan perawatan mesin mobil, apakah telah
terjadi perobahan kondisi mesin akibat penggunaan mobil terus-menerus, dengan
kata lain Tune Up Mesin adalah tindakan untuk mengembalikan kondisi mesin mobil
pada taraf kerja mesin optimal. Sedangkan pekerjaan yang dilakukan antara lain
adalah;
>menyetel ulang, membersihkan serta mengganti komponen yang telah rusak atau aus. Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum men-tune up mesin adalah : Ø Siapkan peralatan yang diperluan, tempat kerja/bengkel bersih dari kotoran sehingga komponen-komponen mesin yang dibuka dan tempatkan tidak kotor oleh debu. Ø Kabel dari terminal baterai (accu) dilepas. Ø Gunakan penunjang tetap , jika kenderaan didongkrak. Ø Jangan sekali-kali mengunakan pahat dan palu untuk membuka mur baut yang memungkin mur baut tersebut lecet atau rusak. Ø Jika menghendaki penggantian suku cadang mesin, gantilah dengan suku cadang asli. Komponen-komponen atau bagian-bagian mesin yang harus diperiksa dalam pekerjaan tune up mesin diantaranya adalah :
>menyetel ulang, membersihkan serta mengganti komponen yang telah rusak atau aus. Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum men-tune up mesin adalah : Ø Siapkan peralatan yang diperluan, tempat kerja/bengkel bersih dari kotoran sehingga komponen-komponen mesin yang dibuka dan tempatkan tidak kotor oleh debu. Ø Kabel dari terminal baterai (accu) dilepas. Ø Gunakan penunjang tetap , jika kenderaan didongkrak. Ø Jangan sekali-kali mengunakan pahat dan palu untuk membuka mur baut yang memungkin mur baut tersebut lecet atau rusak. Ø Jika menghendaki penggantian suku cadang mesin, gantilah dengan suku cadang asli. Komponen-komponen atau bagian-bagian mesin yang harus diperiksa dalam pekerjaan tune up mesin diantaranya adalah :
a.
Memeriksa oli
dan saringan oli.
b.
Memeriksa Tali
Kipas.
c.
Memeriksa
saringan udara.
d.
Memeriksa baterai
(accu).
e.
Memeriksa
sistem dan air pendingin.
f.
Memeriksa
busi.
g.
Memeriksa
platina atau pengapian
h.
Memeriksa cara
kerja dari governor.
i.
Memeriksa cara
kerja percepatan vakum (vacuum advance).
j.
Penyetelan
celah katup.
k.
Memeriksa pompa
akselerasi.
l.
Penyetelan
putaran idle.
m.
Mengukur konsentrasi CO pada ujung kanalpot.
B.
CARA UNTUK TUNE
UP MOBIL
1.
Katup Trotel
Trotle harus bergerak bebas tidak
terganjal-ganjal dan membuka full. Pada saat pedal gas bebas, trotel harus
menutup full, atau sebesar RPM ideal, (sekrup penyetel) dan akan terbuka full
apabila pedal gas diinjak penuh. Apabila ternyata trotel tidak bekerja seperti
petunjuk maka dapat mengadakan penyetelan pada dua tempat.
Pertama adakanlah penyetelan pada bagian bawah dari pedal gas, sehingga
trotel tampak terbuka penuh.
Kedua, didekat karburator ada
penyetel yang menyatu dengan kabel gas. Kabel gas tidak boleh terlalu tegang
dan kaku karena hal itu akan meyebabkan pada saat deakselerasi (peal gas
dibebaskan) RPM mesin terlambat ke posisi stasioner, dan bahan bakar bisa lebih
boros.
2.
Periksa Pompa
Akselerasi.
Pada saat kendaraan hendak ditambah kecepatan, pedal gas ditekan, mesin
mobil membutuhkan bahan bakar lebih banyak. Pompa akselerasi mempunyai tugas
itu. Dari lubang atas karburator tampak semburan bensin. Apabila hasil semburan
tidak lancar atau bahkan tidak ada dapat disebabkan oleh dua hal. Mungkin
karburator sudah sangat aus, sehingga pompa tidak dapat bekerja dengan baik,
atau kulit pompanya sudah rusak. Didalam pompa
akselerasi juga terdapat klep dari sebuah boll bearing. Waktu pompa diangkat,
bensin akan masuk ke ruang pompa dan klep akan menutup begitu ditekan, sehingga
bensin tersemprot dari saluran ke ruang inlet dari karburator. Sering kali
karburator yang terbuat dari bahan aluminium itu mengalami korosi sehingga
merusakan sifat dari klep pompa akselerasi, atau berkaratnya boll bearing.
3.
Penyetelan Putaran Idle.
Penyetelan putaran idle sangat penting mengingat menyetel ini juga
mempengaruhi campuran idle bensin dan udara yang bermanfaat mempertahankan
tingkat kerja yang maksimum dari mesin. Sebelum mengadakan penyetelan idle pada
mesin 5K Kijang, hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut: saringan
udara sudah dibersihkan dan terpasang kembali pada tempatnya, suhu kerja mesin
85-90 derajat celcius dan semua perlengkapan tambahan dimatikan. Transmisi pada
posisi netral (N) dan waktu pengapian telah tepat (5 derajat) serta tacho-meter
dan CO meter sudah terpasang. Putarlah penyetel RPM (1) sampai tacho meter menunjukkan
800, kemudian putarlah sekrup penyetel idle (2) sampai meter menunjukkan
putaran mesin maksimum. Setelah itu kembali sekrup penyetel RPM diputar sampai
RPM mencapai 800.
4.
Penyetelan idle mesin dengan CO meter.
Konsentrasi CO pada
gas buang, putarlah sekrup katup penyetel putaran idle dan campuran idle, untuk
mendapatkan spesifikasi konsentrasi pada putaran idle.
Mengukur kensentrasi CO pada ujung knalpot. Periksa bahwa meter CO dalam
keadaan sempurna. Naikan putaran mesin hingga putaran 2000 RPM dan tunggu 1-3
menit agar konsentrasinya stabil. Masukan pengindra (testing probe) CO ke dalam
ujung knalpot sekurang-kurang 40 cm dan ukurlah konsentrasi CO dalam waktu yang
singkat. Konsentarsi CO yang tepat: 1% – 2%.Bila konsentrasi
dalam harga spesifikasi berarti penyetelan telah sempurna.
Bila konsentrasi CO diluar harga spesifikasi, putarlah sekrup penyetelan
putaran idle untuk mencapai harga konsentrasi spesifikasi. Bila harga
konsentrasi tidak dapat diperbaiki dengan penyetelan sekrup penyetel campuran
idle, maka kemungkinan ada kerusakan pada komponen lainnya.
Konsentrasi CO yang
tetap tinggi, sekalipun sekrup putaran idle telah diputar maka penyebabnya bisa
jadi, saringan udara tersumbat karena kotoran debu, katup PVC tersumbat atau
kesalahan pada karburator.
5.
Memperhatikan kondisi oli mesin
Pekerjaan Tune Up Mesin juga
termasuk memperhatikan kondisi oli mesin. Kalau sudah mencapai jarak tempuh
5000 Km, saatnya untuk mengganti oli mesin dengan yang baru. Kalau kurang, sedangkan
jarak tempuhnya baru 3000 Km, seharusnya cukup ditambah saja dengan oli baru.
Mengenai penggantian oli mesin, banyakpernyataan yang sampai ke penulis. Kapan
seharusnya mengganti oli mesin? Apakah oli mesin perlu ditambah dengan adetive?
Pemilik lain mengatakan : “Kami terpengaruh dengan kartu servis yang disertakan
pada mobil yang mengatakan bahwa, kembali setelah 2000 Km”.
Tentang oli ini memang ada alasan dan ceritanya. Dahulu memang dianjurkan,
mengganti oli mesin setiap 1.500 Km. Hal ini disebabkan oleh, kwalitas oli
masih rendah (API Service hanya SA atau SB). API Servis sendiri menunjukkan
komponen-komponen kimia yang ditambahkan pada oli, dan dari tahun ke tahun
telah berkembang sampai Api Servis SF (huruf S menunjukkan oli untuk mesin
motor bakar dengan bahan bakar bensin). API Servis SF dapat diperoleh dari
produksi Pertamina dengan merk dagang Mesran Super.
Dengan
menggunakan oli Mesran Super atau Mesran Spesial (API Servis SE), tidak ada
alasan bagi kita untuk merasa khawatir terhadap mesin mobil. Bahkan di Jepang,
Amerika (cuaca berbeda dan kurang berdebu) dan Eropa, oli dengan API Servis SE
baru di ganti setelah 10.000 Km. Hal ini sangat dimungkinkan, karena
disamping
kedua alasan diatas . Selain itu permukaan mesin yang saling bergesek sudah
dikerjakan dengan sangat teliti. Penyelesaiannya sangat halus dan membersihkan
sisa-sisa bahan mesin dengan menggunakan mesin changi.
Apakah oli
perlu ditambah lagi dengan aditive? Jawabnya :
oli kemasan Pertamina sudah (harus) mengandung adetive yang di maksud, hanya pada kemasan Pertamina tidak diperinci. Jenis dan jumlahnya telah diukur untuk mampu menempuh suatu jarak tertentu. Bila dikehendaki untuk menembah aditive, seharusnya jarak tempuh ditambah. Tentang anjuran kembali pada Km tertentu setelah menempuh 2.000Km, tidak perlu dituruti.
oli kemasan Pertamina sudah (harus) mengandung adetive yang di maksud, hanya pada kemasan Pertamina tidak diperinci. Jenis dan jumlahnya telah diukur untuk mampu menempuh suatu jarak tertentu. Bila dikehendaki untuk menembah aditive, seharusnya jarak tempuh ditambah. Tentang anjuran kembali pada Km tertentu setelah menempuh 2.000Km, tidak perlu dituruti.
6.
Periksa kualitas oli.
Mesin mobil
yang normal, artinya terawat dengan baik dan tekanan kompresinya masih tinggi
mengganti oli mesin setiap 5.000Km. Bagi mesin yang sudah tua, dimana sisa-sisa
pembakaran dapat masuk ke karter, penggantian oli mesin dipercepat. Periksalah
oli tersebut, kemungkinan telah kotor dan terasa berpasir.
Dapat juga
terjadi, oli mesin berubah warnanya. Hitam, karena mesin yang kotor atau pembakaran yang tidak normal. Warna
Coklat susu, biasanya menandakan bahwa oli mesin telah bercampur dengan air.
Kondisi ini sangat berbahaya, dan sebaiknya diperiksa lebih teliti.
7.
Mengganti oli
filter
Mengganti saringan oli (filter) membutuhkan peralatan khusus. Bagi yang
ingin mengganti sendiri, sedangkan tidak memiliki alat khusus, dapat
menggunakan rantai bekas sepeda. Dua hal perlu diperhatikan, waktu mengganti
saringan oli. Pertama, tidak menggunakan saringan imitasi, karena dikuatirkan
bagian dalam dari saringan terdapat sisa-sisa benda yang dapat merusakkan
bearing crank shaft atau menggunakan kertas mutu rendah.
Kedua, sebelum memasang saringan baru pada blok mesin, pastikan bahwa semua
bagian ada dalam keadaan yang bersih. Kotoran yang ada pada permukaan saringan
maupun blok mesin, bisa mencapai bearing kruk as. Pada bagian atas dari
saringan oli ada plastik pengaman. Bagian ini baru dibuka begitu saringanhendak
dipasang pada tempatnya.
Mengencangkan saringan tidak perlu menggunakan kunci, cukup dengan tangan
saja dan setelah mesin dihidupkan, perhatikan bahwa tidak ada kebocoran oli di
sekitar saringan oli.
Pada Toyota Kijang, setiap penggantikan oli tanpa ganti filter, diperlukan
oli 3 liter. Apabila mengganti saringan dibutuhkan oli 3,5 liter, dengan API
Servis SE.
Catatan : API Service oli yang beredar ada, SA, SB, SC, SD, SE, SF.
Bila mobil setiap 1.000 kilometer harus menambah oli 1 liter, ini
menandakan ada yang tidak beres pada mesin. Apakah ring piston sudah aus atau
seal klep rusak. Dengan menggunakan alat test kompresi dapat memberi indikasi,
apakah ring rusak.
Kalau kompresi baik maka penyebab lainya adalah seal klep.
Supaya efisen maka mesin mobil harus dapat beroperasi pada putaran yang
sesuai dengan yang dikehendaki misalnya pada saat di butuhkan untuk cepat maka
mesin harus berputar cepat atau sebaliknya. Pembakaran gas juga harus dapat
mengikuti kondisi mesin tersebut, bila mesinnya berputar cepat maka saat
pengapian juga harus lebih awal dan sebaliknya. Kejadian ini harus berlaku
secara otomatis dan untuk itulah maka pada mesin dilengkapi
dengan alat pemajuan pengapian yang sebanding dengan putaran mesin, alat
tersebut lebih dikenal dengan sebutan Governor Advancer. Bagian ini harus
diperiksa, apakah dapat bekerja dengan baik? Kerusakan pada bagian ini biasanya
disebabkan oleh melemahnya per dan bantalan bola ( bearing) yang kotor dan
berkarat.
Rotor bekerja berputar didalam tutup distributor, membagi arus ke busi
sesuai dengan urutan pembakaran mesin mobil. Rotor yang sudah rusak dapat
berupa retak dan rusak sifat isolasinya. Bagi isolasi yang rusak dapat dicoba
dengan mendekatkan kabel busi yang dari koil sambil mesin di start. Bila
terjadi loncatan bunga api, maka dapat dipastikan sifat isolasinya sudah rusak.
8.
Periksa cara
kerja percepatan vakum (vacuum advance).
Kecepatan perambatan api pada suatu campuran bahan bakar dan udara
dipengaruhi oleh beberapa faktor misalnya: perbandingan campuran, tekanan
campuran, temperatur campuran, dan kondisi dari campuran (atomisasinya) itu
sendiri. Kondisi muatan dari mesin kendaraan juga bermacam-macam misalnya
kendaraan bermuatan ringan dan kendaraan berjalan dengan kecepatan lambat serta
pada jalan yang rata.
Apabila mesin tiba-tiba diakselerasi, maka karena adanya
kelengkapan-kelengkapan pada system karburator akan menyebabkan campuran bahan
bakar dan udara menjadi gemuk. Campuran yang gemuk ini dengan sendirinya
membutuhkan waktu pembakaran yang lebih lambat, saat pengapian yang
diperlambat. Karena alasan inilah maka pada system pengapian ditambahkan suatu
alat pemacu yang dapat memajukan pengapian pada saat mesin sedang diakselerasi.
9.
Prinsip
kerja dari vacuum advancer
ialah dengan memanfaatkan kevacuuman yang terjadi pada karburator. Pada saat kendaraan hidup dan diakselerasi maka oktan selektor harus
bergerak. Oktan selektor yang tidak bergerak menandakan ada yang tidak beres
dengan system kerjanya. Apakah pipa karet dari karburator rusak (putus,
tersumbat)? Apakah diaframa rusak? Atau, apakah setelah mengganti platina dan
mengganti baut baru yang lebih panjang?
Baut yang terlalu panjang akan tersangkut dengan bagian di bawahnya,
sehingga oktan selektor tidak dapat bergerak. Kerugian akibat oktan selektor
dan governor yang tidak bekerja dengan baik ialah: mesin berat tidak mau lari,
penggunaan bahan bakar lebih boros.
10. Penyeletelan Celah Katup.
Adakalanya ada mesin yang penyetelan katupnya diminta pada temperatur dingin. Namun pada mesin 5K, untuk Kijang diminta temperatur mesin 80 derajat celcius. Kemudian putarlah baut yang terdapat pada ujung luar kruk as dan cocokkan tanda yang terdapat pada puly tali kipas dengan angka 0 yang terdapat pada tutup mesin.
Kencangkan kembali baut kop.
Akibat
keausan bahan, baik mesin, paking, dan baut kepala selinder maka baut-batu itu
perlu dikencangkan kembali. Cara
pengencangan harus dari titik tengah kepala selinder dan satu persatu ke
sisi-sisi lainnya. Ada dua macam baut yang perlu dikencangkan, dan
berbeda momen pengencangannya. 5,4-6,6 Kg-m untuk baut kepala selinder dan
1,8-2,4 Kg-m untuk baut penunjang batang penumbuk (baut rocker arm
shaft). <!–[if !supportLineBreakNewLine]–>
<!–[endif]–>
11. Cara penyetelan katup.
Putar puli kruk as sampai ada tanda 0. Delapan katup yang kendor dapat
langsung distel. putar sekali lagi sampai 360 derajat dan stel 8 yang lain.
Gunakan fuller ukuran 0,20 mm untuk katup hisap 0.30 mm katup buang. Fuller
yang diletakkan antara ujung katup dan roker arm (penumbuk katup) tidak boleh
seret sampai menekan katup menjadi terbuka, namun juga tidak bolehterlalu
longgar.
Penyetelan katup yang tidak tepat, membuat katup membuka dan menutup tidak
sesuai kebutuhan kerja dari mesin, yang pada akhirnya menyebabkan kerja mesin
tidak efisien serta boros bahan bakar.
No comments:
Post a Comment